Pamer atau narsis adalah perilaku yang seringkali dianggap negatif oleh masyarakat. Namun, mengapa manusia suka pamer? Apa yang mendorong seseorang untuk berperilaku demikian? Berikut adalah beberapa alasan yang didasarkan pada sumber ilmiah.
1. Butuh Pengakuan atau Aktualisasi Diri
Menurut ahli psikolog, Abraham Maslow, alasan orang suka pamer adalah butuh pengakuan atau aktualisasi diri. Ketika seseorang telah merasa mencapai tahap aktualisasi diri, ia akan merasa puas dan percaya diri. Namun, jika seseorang belum mencapai tahap tersebut, ia akan merasa tidak puas dan mencari pengakuan dari orang lain. Pamer menjadi salah satu cara untuk mendapatkan pengakuan tersebut.
2. Ingin Menunjukkan Kepada Orang Lain
Seseorang yang suka pamer juga ingin menunjukkan keberhasilannya kepada orang lain. Hal ini terkait dengan kebutuhan untuk memperoleh status sosial yang lebih tinggi. Dalam sebuah studi, para peneliti menemukan bahwa orang yang suka pamer memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi daripada orang yang tidak suka pamer. Namun, kepuasan hidup tersebut hanya berlangsung sementara.
3. Pengalaman Masa Kecil
Pengalaman pada waktu kecil biasanya akan membentuk perilaku seseorang saat dewasa. Jika seorang anak dihujani banyak perhatian dari orangtua dan orang-orang di sekitarnya, maka bisa saja ia menjadi terobsesi untuk bisa mempertahankan tingkat perhatian itu pada saat dewasa, dan berakhir sebagai si tukang pamer.
4. Obsesi
Seseorang yang suka pamer juga bisa saja memiliki obsesi terhadap sesuatu, seperti kekayaan atau penampilan. Obsesi tersebut membuat seseorang ingin menunjukkan apa yang dimilikinya kepada orang lain. Obsesi juga bisa muncul karena seseorang merasa tidak puas dengan dirinya sendiri, sehingga ia mencari pengakuan dari orang lain untuk merasa lebih baik.
5. Motivasi Sosial
Menurut teori, manusia termotivasi menjadi pribadi yang sukses karena pengaruh sosial. Artinya, motivasi muncul ketika melihat sosok yang dianggap sukses oleh masyarakat. Hal ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa seseorang suka pamer. Ia ingin menunjukkan bahwa ia sukses dan diakui oleh masyarakat.
6. Kebutuhan Akan Koneksi Sosial
Seseorang yang suka pamer juga bisa saja memiliki kebutuhan akan koneksi sosial. Dalam sebuah studi, para peneliti menemukan bahwa orang yang suka pamer memiliki kebutuhan akan koneksi sosial yang lebih tinggi daripada orang yang tidak suka pamer. Namun, kebutuhan tersebut hanya terpenuhi sementara.
7. Hormon Kebahagiaan
Berbicara tentang pamer, tidak hanya terkait dengan kekayaan atau penampilan, tetapi juga bisa terkait dengan kemesraan. Dalam sebuah studi, para peneliti menemukan bahwa pria lebih suka pamer kemesraan daripada wanita. Hal ini terkait dengan pelepasan hormon kebahagiaan, yaitu oksitosin, yang terjadi ketika seseorang melakukan kontak fisik dengan orang yang dicintainya.
8. Trauma
Pamer juga bisa menjadi bentuk penyembuhan trauma. Dalam sebuah studi, para peneliti menemukan bahwa berpelukan dapat membantu menyembuhkan trauma dan luka hati. Hal ini terkait dengan pelepasan hormon kebahagiaan, yaitu oksitosin, yang terjadi ketika seseorang melakukan kontak fisik dengan orang lain.
Dari beberapa alasan di atas, dapat disimpulkan bahwa manusia suka pamer karena berbagai faktor, seperti butuh pengakuan atau aktualisasi diri, ingin menunjukkan keberhasilannya kepada orang lain, pengalaman masa kecil, obsesi, motivasi sosial, kebutuhan akan koneksi sosial, hormon kebahagiaan, dan trauma. Namun, perlu diingat bahwa pamer hanya memberikan kepuasan sementara dan tidak membawa manfaat jangka panjang. Oleh karena itu, sebaiknya fokus pada pencapaian yang sebenarnya dan tidak terlalu memikirkan apa yang orang lain katakan atau pikirkan.

