|
PENULIS |
PENINA BANOET |
|
MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA
KUPANG |
Kekerasan fisik dalam hubungan pacaran merupakan masalah serius yang masih terus terjadi di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Menurut studi dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, sekitar 35% perempuan Indonesia pernah mengalami kekerasan fisik dalam sebuah hubungan1. Gambaran ini menunjukkan bahwa kekerasan fisik dalam hubungan pacaran masih menjadi isu yang perlu mendapat perhatian serius.
Kekerasan fisik dalam hubungan pacaran adalah salah satu bentuk kekerasan yang sering terjadi Bentuk kekerasan fisik dalam hubungan pacaran meliputi memukul, menampar, menendang, mendorong, mencengkram dengan kuat, dan lain-lain. Kekerasan fisik dalam hubungan pacaran dapat menyebabkan trauma dan cedera fisik yang serius Ada juga bentuk kekerasan lain dalam hubungan pacaran, seperti kekerasan mental atau psikis
Kekerasan dalam hubungan pacaran seharusnya tidak dilakukan dan perlu dihindari.
Kekerasan fisik dalam hubungan pacaran dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti tingkat pendidikan yang rendah, pengaruh lingkungan dan masalah kesehatan mental. Salah satu faktor yang paling mungkin menyebabkan terjadinya kekerasan fisik dalam hubungan pacaran adalah rendahnya kesadaran perempuan akan hak-hak perempuan dan pentingnya menjaga hubungan yang sehat dan saling menghargai.
Penanganan persoalan kekerasan fisik dalam hubungan pacaran membutuhkan upaya yang melibatkan berbagai pihak seperti keluarga, sekolah dan masyarakat. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga hubungan yang sehat dan saling menghormati. Selain itu, perlu diberikan pelatihan tentang hak-hak perempuan dan perlindungan terhadap kekerasan fisik dalam hubungan pasangan.
Selain tindakan preventif, upaya juga harus dilakukan untuk menangani kasus kekerasan fisik dalam hubungan pasangan. Hal ini dapat dilakukan melalui dukungan dan pendampingan terhadap korban kekerasan, seperti konseling dan relokasi. Selain itu, perlu juga penegakan hukum terhadap mereka yang menggunakan kekerasan fisik dalam hubungan.
Saat menghadapi kekerasan fisik dalam hubungan, peran keluarga dan masyarakat sangat penting. Keluarga dan masyarakat harus memberikan dukungan dan bantuan kepada korban kekerasan dan memberikan pendidikan tentang pentingnya hubungan yang sehat dan saling menghormati.
Jika mengalami kekerasan fisik dalam hubungan pacaran, ada beberapa hal yang dapat dilakukan seperti :
- Pertama, segera mencari bantuan dari keluarga, teman, atau lembaga yang dapat memberikan dukungan dan perlindungan
- Kedua, penting untuk melaporkan kekerasan fisik tersebut ke pihak berwenang, seperti kepolisian atau lembaga yang menangani kasus kekerasan
- Ketiga, perlu dilakukan upaya untuk menghindari kontak dengan pasangan yang melakukan kekerasan fisik
- Keempat, dapat mencari dukungan dari kelompok atau komunitas yang memiliki pengalaman serupa
- Kelima, perlu dilakukan upaya untuk membangun kembali kepercayaan diri dan kesehatan mental setelah mengalami kekerasan fisik dalam hubungan pacaran.
Singkatnya, kekerasan fisik dalam hubungan pacaran masih menjadi masalah serius yang perlu mendapat perhatian serius. Mengatasi masalah ini memerlukan tindakan pencegahan dan manajemen kasus yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan tindakan yang tepat, kekerasan fisik dalam kemitraan harus diminimalkan dan korban kekerasan harus mendapat dukungan dan bantuan yang mereka butuhkan.
Mungkin itu Sedikit informasi singkat dari saya mengenai kekerasan dalam hubungan pacaran
Semoga bermanfaat !
|
PENULIS |
PENINA BANOET |
|
MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA
KUPANG |

