Iri dan dengki adalah emosi yang sering dirasakan oleh manusia. Emosi ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti melihat kesuksesan atau kebahagiaan orang lain. Namun, mengapa manusia bisa merasa iri dan dengki? Apakah ada penjelasan ilmiah di baliknya?
Menurut Psychology Today, iri dan dengki adalah emosi kompleks yang melibatkan campuran perasaan, termasuk kemarahan, kesedihan, dan ketakutan. Iri adalah perasaan ingin memiliki apa yang dimiliki orang lain, sedangkan dengki adalah ketakutan kehilangan apa yang sudah dimiliki kepada orang lain.
Penelitian menunjukkan bahwa iri dan dengki adalah emosi manusia yang alami dan telah berevolusi dari waktu ke waktu. Di masa lalu, manusia hidup dalam kelompok kecil di mana sumber daya terbatas. Dalam lingkungan ini, iri dan dengki mungkin berfungsi sebagai cara untuk memotivasi individu untuk bersaing dalam memperebutkan sumber daya dan meningkatkan peluang bertahan hidup.
Namun, dalam masyarakat modern, iri dan dengki dapat memiliki konsekuensi negatif. Emosi ini dapat menyebabkan perasaan kebencian, kepahitan, dan bahkan agresi terhadap orang lain. Mereka juga dapat merusak hubungan dan menyebabkan stres dan kecemasan.
Apa yang dapat kita lakukan untuk mengelola emosi ini?
Salah satunya adalah dengan berlatih bersyukur. Fokus pada apa yang kita miliki daripada apa yang kita tidak miliki dapat membantu kita menghargai berkat kita sendiri dan mengurangi perasaan iri dan dengki terhadap orang lain. Cara lain adalah dengan berlatih empati. Menempatkan diri kita dalam posisi orang lain dapat membantu kita memahami perspektif mereka dan mengurangi perasaan kepahitan terhadap mereka.
Kesimpulannya, iri dan dengki adalah emosi kompleks yang berevolusi dari waktu ke waktu. Meskipun mereka mungkin memiliki tujuan tertentu di masa lalu, mereka dapat memiliki konsekuensi negatif dalam masyarakat modern. Dengan berlatih bersyukur dan empati, kita dapat mengelola emosi ini dan membina hubungan yang lebih positif dengan orang lain.

