Gerakan feminis bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan kesetaraan gender. Namun seperti gerakan sosial lainnya, feminisme bisa terdistorsi dan menjadi berbahaya atau toxic. Feminisme Toxic adalah bentuk feminisme yang memaksa dan mentolerir pandangan yang berbeda.
Gerakan feminis Toxic dapat berdampak negatif pada masyarakat. Efek negatif ini dapat terwujud dalam peningkatan ketidaksetaraan gender, peningkatan ketegangan antara perempuan dan laki-laki, dan peningkatan pandangan yang berbeda. Dalam buku Toxic Masculinity Versus Feminism, Bly berpendapat bahwa gerakan feminis membuat laki-laki melihat sisi feminis mereka dengan melepaskan cara maskulin mereka. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan gender dan meningkatnya ketegangan antara perempuan dan laki-laki.
Selain itu, toxic feminism juga dapat meningkatkan intoleransi terhadap sudut pandang lain. Hal ini dapat menimbulkan perpecahan dan ketidakharmonisan dalam masyarakat. Namun, ini tidak berarti bahwa gerakan feminis secara keseluruhan memiliki efek negatif. Setiap jenis feminisme memiliki implikasi positif dan negatifnya sendiri. Feminisme liberal, feminisme radikal, feminisme Marxis, dan feminisme sosialis adalah pendekatan yang berbeda terhadap hak-hak perempuan dan kesetaraan gender.
Dalam memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan, gerakan feminis harus memperjuangkan tujuannya dengan cara yang inklusif dan toleran. Mereka harus memperjuangkan hak-hak perempuan tanpa memaksa orang lain untuk berbagi pandangan mereka.
Gerakan feminis memberikan dampak positif bagi perjuangan kesetaraan gender, namun juga dapat berdampak negatif bagi masyarakat. Beberapa efek negatif gerakan feminis terhadap masyarakat, termasuk perempuan yang menggunakan feminisme sebagai gerakan kesetaraan dan kebebasan gender, dapat mengalami konsekuensi negatif.
Selain itu, ada pandangan bahwa feminisme bisa menjadi anti agama dan anti perkawinan. Namun, feminisme tidak membatasi ruang gerak perempuan untuk menjadi feminis, juga tidak memiliki agenda untuk menghilangkan status maskulin laki-laki. Oleh karena itu, gerakan feminis harus dipahami dengan baik agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan efek negatif pada masyarakat.

