Media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari bagi banyak orang, termasuk anak-anak. Namun, penggunaan media sosial oleh anak-anak dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik mereka. Studi tersebut menunjukkan bahwa 50 persen anak usia 10 hingga 12 tahun dan 33 persen anak usia 7 hingga 9 tahun sudah menggunakan jejaring sosial. Namun, sebagian besar situs media sosial mengharuskan pengguna berusia minimal 13 tahun.
Media sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan kita sehari-hari. Namun, penggunaan media sosial yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan perilaku anak. Anak-anak yang terlalu banyak menggunakan media sosial dapat mengalami gangguan emosi, kecemasan yang meningkat, kurang percaya diri bahkan depresi. Anak-anak yang menggunakan media sosial juga rentan terhadap intimidasi online dan pelecehan seksual.
Penggunaan media sosial oleh anak-anak juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik pada anak. Menatap layar perangkat terlalu lama dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti rabun jauh, mata kering, mual, dan pusing. Selain itu, penggunaan media sosial pada anak dapat memicu nyeri leher atau nyeri akibat terlalu lama menunduk. Anak-anak tidak memiliki fungsi kognitif yang matang untuk memproses informasi dan memahami konsekuensi tindakan mereka di jejaring sosial. Oleh karena itu, Orang tua harus memantau penggunaan media sosial anaknya karena perkembangan media sangat cepat. Namun, kesenjangan antara anak-anak dan orang tua juga membuat penggunaan media sosial menjadi perlu.
Orang tua harus memahami media sosial dan mendidik anak tentang manfaat dan tujuan menggunakan media sosial secara positif. Selain itu, orang tua harus memberikan dukungan yang diperlukan untuk meminimalisir dampak negatif yang mungkin ditimbulkan dari akses anak ke media sosial. Selain itu sebagai orang tua, kita harus memahami bahaya media sosial bagi anak dan mengetahui cara mengatasinya.
Dampak negatif media sosial pada anak
1. Gangguan emosi
Anak-anak yang terlalu sering menggunakan media sosial dapat mengalami gangguan emosi seperti kecemasan, depresi, dan stres. Penyebabnya adalah tekanan sosial dari media sosial seperti bullying, body shaming, dan online stalking.
2. Kurangnya rasa percaya diri
Media sosial dapat membuat anak gelisah karena sering membandingkan dirinya dengan orang lain di media sosial. Anak-anak mungkin merasa bahwa mereka tidak cukup baik atau cukup cantik ketika mereka melihat foto orang lain yang tampak sempurna di media sosial.
3. Rasa Ketergantungan
Anak-anak yang terlalu sering menggunakan media sosial bisa menjadi kecanduan. Mereka mungkin merasa tidak nyaman atau cemas karena tidak dapat menggunakan media sosial. Kecanduan media sosial dapat memengaruhi kesehatan mental dan fisik anak.
4. Kurangnya interaksi sosial
Anak-anak yang terlalu sering menggunakan media sosial mungkin mengalami kurangnya interaksi sosial. Mereka mungkin lebih suka menghabiskan waktu di depan layar daripada berinteraksi dengan teman-teman mereka di dunia nyata. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan sosial dan emosional anak.
Cara mengatasi bahaya media sosial bagi anak
Orang tua harus mengatasi kecanduan media sosial anaknya dengan berbagai cara seperti:
- Menjadi panutan bagi anak dengan menghentikan kebiasaan bermain media sosial sendirian. Kurangi penggunaan media sosial dan berikan contoh kepada anak tentang pentingnya mengurangi penggunaan media sosial
- Pantau penggunaan media sosial anak dengan tetap tenang dan ramah anak.
- Jelaskan pada anak kemungkinan dampak negatif dari media sosial dan selalu minta anak untuk bercerita ketika terjadi hal-hal aneh di media sosial.
- Ajari anak-anak cara mengelola privasi akun dan mematikan tag lokasi di media sosial.
Selain itu, orang tua harus melindungi anaknya dari cyberbullying di media sosial dengan beberapa cara:
- Lindungi setiap akun dan perangkat dengan kata sandi.
- Sesuaikan pengaturan media sosial anak dari publik ke privat.
- Ingatkan anak bahwa mereka bisa menemukan “Penipu” di media sosial dan tidak semua orang di media sosialnya adalah orang baik.
- Periksa media sosial dengan anak Anda secara teratur untuk melihat postingan apa yang mungkin perlu dihapus dari akunnya.
- Ajari anak untuk tidak membagikan informasi pribadi seperti alamat rumah, nomor telepon, atau informasi pribadi lainnya di media sosial.
- Ajari anak untuk tidak menanggapi pesan atau komentar yang kasar atau mengganggu.
- Ajari anak untuk melaporkan cyberbullying yang dialaminya kepada orang tua atau pihak berwajib.
Orang tua juga perlu meningkatkan literasi media mereka untuk memaksimalkan proses membantu anak-anak mereka menggunakan media sosial. Media sosial juga dapat menampilkan iklan yang tidak pantas untuk anak-anak, seperti iklan game yang mengandung unsur kekerasan dan pornografi. Selain itu, media sosial juga dapat menimbulkan kecanduan yang dapat mengesampingkan akal sehat pada anak-anak dan juga para remaja.

