|
PENULIS |
FILDO BRAMANTIO DIMA MAHASISWA STIKES
NUSANTARA KUPANG |
Gangguan Kepribadian Borderline (BPD) adalah masalah kesehatan mental yang memengaruhi cara berpikir seseorang mengenai dirinya dan orang lain. Borderline Personality Disorder (BPD) atau gangguan kepribadian ambang adalah kondisi kesehatan mental yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengatur emosi dan mempertahankan hubungan yang stabil.
Penderita BPD memiliki cara pikir, cara pandang, dan perasaan yang berbeda dibandingkan dengan orang pada umumnya. Kondisi ini sering kali menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, termasuk hubungan penderita dengan orang lain. Sekitar 1-4% orang di dunia mengalami BPD atau gangguan kepribadian ambang
Definisi, Tanda, dan Gejala BPD
BPD ditandai dengan perubahan suasana hati secara intens. Individu yang mengidap BPD dapat mengalami perubahan suasana hati secara mendadak terhadap diri sendiri maupun orang lain. Emosinya bisa irasional, seperti kemarahan, ketakutan, kecemasan, kebencian, dan kesedihan yang tidak terkendali. Pengidapnya mungkin bisa sampai marah atau menyerang orang lain dan kesulitan untuk menenangkan dirinya sendiri. Pikiran yang mengganggu ini juga memicu perasaan takut ditolak, cemas, marah, tidak berarti, takut ditinggalkan, atau marah. Bahkan, mereka juga memiliki kecenderungan menyakiti diri sendiri maupun orang lain
Penyebab BPD
Penyebab BPD belum diketahui secara pasti, namun beberapa faktor yang memicu perkembangan gangguan kepribadian ambang antara lain adalah faktor genetik, keluarga, pengalaman masa kecil, dan pengaruh lingkungan. Menurut beberapa penelitian, gangguan kepribadian dapat diturunkan secara genetik. Dengan kata lain, seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan kepribadian ambang lebih berisiko mengalami kondisi ini. Berdasarkan penelitian, penderita BPD memiliki kelainan pada struktur dan fungsi otak, terutama pada area yang mengatur perilaku dan emosi. Penderita BPD juga diduga memiliki kelainan fungsi zat kimia otak yang berperan dalam mengatur emosi
Pengobatan BPD
Pengobatan BPD meliputi psikoterapi dan obat-obatan. Terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi dialektikal perilaku (DBT) adalah dua jenis terapi yang umum digunakan untuk mengobati BPD. Terapi ini membantu penderita BPD untuk mengenali dan mengubah pola pikir dan perilaku yang tidak sehat. Obat-obatan seperti antidepresan, stabilisator mood, dan antipsikotik juga dapat membantu mengurangi gejala BPD.
Peran Perawat Jiwa dalam Menangani Pasien dengan BPD
Perawat jiwa memainkan peran penting dalam memberikan perawatan kepada pasien dengan BPD. Perawat jiwa harus memahami kondisi pasien dan memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan. Perawat jiwa juga harus membantu pasien untuk mengembangkan keterampilan sosial dan mengatasi masalah emosional yang mendasarinya. Selain itu, perawat jiwa juga harus memastikan bahwa pasien mendapatkan pengobatan yang tepat dan memantau respons pasien terhadap pengobatan tersebut.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan BPD, perawat jiwa harus memperhatikan beberapa hal berikut:
- Membangun hubungan terapeutik yang baik dengan pasien
- Membantu pasien untuk mengenali dan mengatasi perasaan yang tidak sehat
- Memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan pasien
- Membantu pasien untuk mengembangkan keterampilan sosial
- Memastikan bahwa pasien mendapatkan pengobatan yang tepat dan memantau respons pasien terhadap pengobatan tersebut.
Dalam menangani pasien dengan BPD, perawat jiwa harus memahami bahwa pasien mungkin memiliki perasaan yang intens dan sulit untuk diatasi. Oleh karena itu, perawat jiwa harus bersabar dan memahami kondisi pasien. Perawat jiwa juga harus memastikan bahwa pasien merasa aman dan nyaman selama perawatan.
Gangguan Kepribadian Borderline (BPD) adalah masalah kesehatan mental yang memengaruhi cara berpikir seseorang mengenai dirinya dan orang lain. Penderita BPD memiliki cara pikir, cara pandang, dan perasaan yang berbeda dibandingkan dengan orang pada umumnya.
Kondisi ini sering kali menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, termasuk hubungan penderita dengan orang lain. Perawat jiwa memainkan peran penting dalam memberikan perawatan kepada pasien dengan BPD. Perawat jiwa harus memahami kondisi pasien dan memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan.
Perawat jiwa juga harus membantu pasien untuk mengembangkan keterampilan sosial dan mengatasi masalah emosional yang mendasarinya. Selain itu, perawat jiwa juga harus memastikan bahwa pasien mendapatkan pengobatan yang tepat dan memantau respons pasien terhadap pengobatan tersebut.

