-->

Peran Perawat Jiwa dalam Menangani Pasien dengan Skizofrenia pada Remaja

 

PENULIS

MERIANA NODU WERU

MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA KUPANG

Skizofrenia adalah gangguan mental yang mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Gangguan ini dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang dan membutuhkan perawatan yang tepat. Remaja yang menderita skizofrenia memerlukan perawatan yang khusus dan peran perawat jiwa sangat penting dalam menangani pasien dengan skizofrenia pada remaja.

Pengertian Skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan mental yang mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Gangguan ini dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang dan membutuhkan perawatan yang tepat. Skizofrenia dapat mempengaruhi orang dari segala usia, namun biasanya muncul pada usia remaja atau awal dewasa. Beberapa gejala yang sering muncul pada skizofrenia adalah halusinasi, delusi, dan gangguan berpikir.

Seberapa umumkah penyakit ini? Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan skizofrenia merupakan kondisi mental kronis dan serius yang memengaruhi sekitar 20 juta orang di dunia. Seseorang dengan kondisi ini 2 – 3 kali lebih mungkin meninggal lebih awal daripada populasi umum, karena kondisi medis serius lain yang sering terjadi bersamaan, seperti penyakit jantung atau diabetes.

Skizofrenia umumnya terjadi dalam jangka panjang. Artinya, seseorang dengan kondisi skizofrenia perlu mendapatkan perawatan seumur hidup untuk dapat mengontrol gejala, mencegah komplikasi, serta membantu menjalani aktivitas sehari-harinya.

Jenis skizofrenia Ada beberapa jenis atau tipe skizofrenia yang mungkin terjadi pada seseorang sebagai berikut. 

1. Skizofrenia paranoid Sebagai jenis yang paling umum terjadi, gejala paling khas dari skizofrenia paranoid ini yaitu delusi dan halusinasi akan suatu ketakutan tertentu (waham paranoid). Tidak hanya itu, penderita kondisi ini tidak dapat mengendalikan perilakunya. Akibatnya, pengidap skizofrenia paranoid sering berperilaku tidak pantas, sulit mengendalikan emosi, hasrat, serta keinginannya.

2. Skizofrenia katatonik Kebalikan dari paranoid, skizofrenia katatonik termasuk jenis yang paling langka. Kondisi ini umumnya ditandai dengan gerakan yang tidak biasa, terbatas, dan tiba-tiba. Penderitanya mungkin sering beralih dari sangat aktif ke sangat diam dan sebaliknya. Mereka pun mungkin tidak banyak bicara, tetapi juga sering meniru ucapan atau gerakan lain. 

3. Skizofrenia tidak terdiferensiasi Jenis ini ditandai dengan berbagai gejala dari tipe skizofrenia lainnya. Penderitanya mungkin menjadi tidak banyak bicara atau mengekspresikan diri, tetapi mereka juga bisa menjadi bingung atau paranoid.

4. Schizoaffective disorder Penderita schizoaffective disorder umumnya mengalami delusi (waham) dan gejala skizofrenia lainnya, tetapi juga disertai dengan satu atau lebih gejala gangguan mood. Ini termasuk depresi serta mania atau hipomania.

Tanda dan gejala skizofrenia Gejala skizofrenia pada dasarnya bervariasi berdasarkan jenis dan tingkat keparahannya. Meski demikian, ada beberapa tanda dan gejala skizofrenia yang paling khas di bawah ini.

  • Halusinasi Gejala halusinasi ini biasanya ditandai dengan sering mendengar, melihat, mencium, atau merasakan hal-hal yang tidak nyata. Namun, di antara semuanya, mendengar suara yang tidak nyata merupakan tanda yang paling sering terjadi.
  • Delusi Penderita skizofrenia kerap memiliki keyakinan kuat akan suatu hal yang salah, seperti merasa orang lain ingin mencelakakan atau membunuh dirinya. Gejala yang satu ini akan berdampak langsung pada perilaku pengidapnya.
  • Pikiran kacau dan ucapan membingungkan Orang dengan kondisi ini sering kesulitan untuk mengatur pikiran mereka. Mereka mungkin tidak memahami apa yang Anda bicarakan saat Anda mengajaknya berbicara. Bahkan ketika berbicara, mereka sering mengeluarkan ucapan yang tidak masuk akal dan terdengar membingungkan.
  • Masalah kognitif Ini termasuk masalah dalam perhatian, konsentrasi, dan memori. Penderita skizofrenia umumnya mengalami gejala berupa sulit fokus dan konsentrasi serta tidak dapat memproses informasi untuk membuat keputusan dengan baik.
  • Gerakan yang tidak teratur Beberapa orang dengan kondisi ini sering nampak gelisah atau melakukan hal-hal yang konyol seperti anak kecil.Mereka juga sering kali melakukan gerakan yang sama berulang kali atau berlebihan. 
Gejala lainnya Selain itu, gejala skizofrenia lainnya juga dapat meliputi hal-hal di bawah ini.
  • Kurangnya minat pada hal-hal yang dulunya sangat disukai.
  • Tidak peduli terhadap kebersihan dan penampilan diri.
  • Penarikan diri dari lingkungan sosial, seperti teman dan keluarga.
  • Susah tidur atau pola tidur yang berubah.
  • Sangat sensitif dan memiliki perubahan suasana hati (mood swing) atau mood yang tertekan.
  •  Tidak responsif terhadap lingkungan sekitar.
  • Kurang motivasi dalam menjalani hidup, termasuk untuk menjalin hubungan dengan orang lain.
  • Kesulitan untuk mengekspresikan dan memperlihatkan emosi.
  • Ketakutan akan tempat umum yang ramai.
  • Paranoid, seperti kecemasan berlebihan, percaya dirinya mempunyai kemampuan khusus atau mengidap penyakit tertentu yang sebenarnya tidak ada pada dirinya.

Peran Perawat Jiwa dalam Menangani Pasien dengan Skizofrenia pada Remaja

Perawat jiwa memiliki peran yang sangat penting dalam menangani pasien dengan skizofrenia pada remaja. Perawat jiwa harus memahami kondisi pasien dan memberikan perawatan yang tepat untuk membantu pasien mengatasi gejala skizofrenia. Beberapa peran perawat jiwa dalam menangani pasien dengan skizofrenia pada remaja adalah sebagai berikut:

1. Menyediakan Dukungan Emosional

Pasien dengan skizofrenia pada remaja sering mengalami perasaan cemas, takut, dan bingung. Perawat jiwa harus menyediakan dukungan emosional untuk membantu pasien mengatasi perasaan tersebut. Perawat jiwa harus memberikan dukungan yang positif dan memberikan harapan pada pasien.

2. Menyediakan Perawatan yang Tepat

Perawat jiwa harus memberikan perawatan yang tepat untuk membantu pasien mengatasi gejala skizofrenia. Perawat jiwa harus memahami kondisi pasien dan memberikan perawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Perawat jiwa harus memastikan bahwa pasien mendapatkan obat-obatan yang tepat dan menjalani terapi yang sesuai.

3. Memberikan Pendidikan Kesehatan Mental

Perawat jiwa harus memberikan pendidikan kesehatan mental kepada pasien dan keluarga pasien. Pendidikan kesehatan mental dapat membantu pasien dan keluarga pasien memahami kondisi pasien dan cara mengatasi gejala skizofrenia. Pendidikan kesehatan mental juga dapat membantu pasien dan keluarga pasien memahami pentingnya menjalani perawatan yang tepat.

4. Menyediakan Lingkungan yang Aman

Pasien dengan skizofrenia pada remaja sering mengalami gejala yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain. Perawat jiwa harus menyediakan lingkungan yang aman untuk pasien. Perawat jiwa harus memastikan bahwa pasien tidak memiliki akses ke benda-benda yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain.

Perawat jiwa memiliki peran yang sangat penting dalam menangani pasien dengan skizofrenia pada remaja. Perawat jiwa harus memahami kondisi pasien dan memberikan perawatan yang tepat untuk membantu pasien mengatasi gejala skizofrenia. Perawat jiwa juga harus memberikan dukungan emosional, memberikan pendidikan kesehatan mental, dan menyediakan lingkungan yang aman untuk pasien. Dengan peran perawat jiwa yang tepat, pasien dengan skizofrenia pada remaja dapat mendapatkan perawatan yang tepat dan memperbaiki kualitas hidup mereka.

LihatTutupKomentar

Total Pageviews