-->

Peran Perawat Jiwa dalam Menangani Pasien dengan Gangguan Obsesif Komplisif pada Lansia


PENULIS

YOHANIS JOWA DAIRU

MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA KUPANG

Kesehatan jiwa atau pengertian yang lain ialah kesehatan mental (mental health) merupakan tingkatan kesejahteraan secara psikologis. Kesehatan jiwa terdiri dari beberapa jenis kondisi yang secara umum dikategorikan dalam kondisi sehat, gangguan kecemasan, stres, dan depresi. 

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kesehatan jiwa yang baik adalah kondisi dimana seseorang secara batin berada dalam keadaan tenteram dan tenang, sehingga memungkinkan untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar. 

Kesehatan jiwa dapat didefinisikan juga sebagai ranah yang mengurusi (mengelola, dan sebagainya) suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu sejalan dan selaras dengan keadaan orang lain. Sedangkan Kesehatan Jiwa Lansia merupakan tingkatan kesejahteraan secara psikologi pada Lansia, yang terdiri dari beberapa jenis yang dikategorikan dalam kondisi sehat jiwa Lansia, gangguan kecemasan pada Lansia, stres pada Lansia, dan depresi pada Lansia. 

Kesehatan jiwa Lansia yang baik adalah kondisi dimana Lansia secara batin dalam keadaan tenteram dan tenang, sehingga memungkinkan untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar. Seseorang yang mengalami mengalami gangguan kesehatan mental, harus segera diatasi agar tidak menimbulkan penyakit mental. Karena gangguan kesehatan mental dapat mempengaruhi bagaimana cara seseorang berperilaku, berhubungan/sosial dengan orang lain, membuat pilihan, hingga dapat memicu hasrat untuk menyendiri dan menyakiti diri sendiri. 

Beberapa jenis gangguan mental Lansia yang umum ditemukan di masyarakat adalah, depresi pada Lansia, gangguan bipolar pada Lansia, kecemasan atau ketakutan pada Lansia, stres pada Lansia, dll.

Gangguan obsesif kompulsif (GOK) adalah gangguan mental yang ditandai dengan adanya obsesi atau pikiran yang berulang dan mengganggu, serta kompulsi atau tindakan yang dilakukan secara berulang untuk mengurangi kecemasan yang muncul akibat obsesi tersebut. Gangguan ini dapat terjadi pada semua usia, termasuk pada lansia. Perawat jiwa memainkan peran penting dalam menangani pasien dengan GOK pada lansia.

Definisi Gangguan Obsesif Kompulsif

GOK adalah gangguan mental yang ditandai dengan adanya obsesi atau pikiran yang berulang dan mengganggu, serta kompulsi atau tindakan yang dilakukan secara berulang untuk mengurangi kecemasan yang muncul akibat obsesi tersebut. Obsesi dan kompulsi ini menyebabkan penderita merasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Tanda dan Gejala Gangguan Obsesif Kompulsif

Tanda dan gejala GOK pada lansia meliputi:

  • Pikiran obsesif yang berulang dan mengganggu, seperti pikiran tentang kebersihan, keamanan, atau ketertiban.
  • Tindakan kompulsif yang dilakukan secara berulang, seperti mencuci tangan berulang-ulang, memeriksa pintu berulang-ulang, atau mengumpulkan barang-barang yang tidak berguna.
  • Kecemasan yang muncul akibat obsesi dan kompulsi tersebut.
  • Gangguan pada aktivitas sehari-hari, seperti kesulitan dalam berinteraksi sosial, kesulitan dalam bekerja, atau kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Penyebab Gangguan Obsesif Kompulsif

penyebab GOK pada lansia belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya GOK pada lansia antara lain:

  • Faktor genetik, yaitu adanya riwayat keluarga dengan GOK.
  • Faktor lingkungan, yaitu adanya stres atau trauma pada masa lalu.
  • Faktor biologis, yaitu adanya ketidakseimbangan zat kimia di dalam otak.

Peran Perawat Jiwa dalam Menangani Pasien dengan Gangguan Obsesif Kompulsif pada Lansia

Perawat jiwa memainkan peran penting dalam menangani pasien dengan GOK pada lansia. perawat jiwa harus menerapkan paradigma keperawatan jiwa dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah psikososial dan gangguan jiwa. Beberapa peran perawat jiwa dalam menangani pasien dengan GOK pada lansia antara lain:

  • Membantu pasien dalam mengidentifikasi obsesi dan kompulsi yang dialaminya.
  • Memberikan dukungan emosional pada pasien untuk mengurangi kecemasan yang muncul akibat obsesi dan kompulsi tersebut.
  • Memberikan terapi psikososial pada pasien, seperti terapi kognitif dan terapi perilaku.
  • Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga tentang GOK, termasuk tentang cara mengatasi obsesi dan kompulsi yang dialami pasien.

Penyelesaian Gangguan Obsesif Kompulsif pada Lansia

penyelesaian GOK pada lansia meliputi:

  • Terapi psikososial, seperti terapi kognitif dan terapi perilaku.
  • Terapi obat, seperti obat antidepresan dan obat penenang.
  • Terapi elektrokonvulsif, yaitu terapi yang menggunakan arus listrik untuk mengatasi gejala GOK yang parah.

Gangguan obsesif kompulsif (GOK) adalah gangguan mental yang ditandai dengan adanya obsesi atau pikiran yang berulang dan mengganggu, serta kompulsi atau tindakan yang dilakukan secara berulang untuk mengurangi kecemasan yang muncul akibat obsesi tersebut. GOK dapat terjadi pada semua usia, termasuk pada lansia. Perawat jiwa memainkan peran penting dalam menangani pasien dengan GOK pada lansia, antara lain dengan memberikan terapi psikososial dan memberikan edukasi pada pasien dan keluarga tentang GOK. Terapi psikososial dan terapi obat dapat digunakan untuk menyelesaikan GOK pada lansia.

LihatTutupKomentar

Total Pageviews