|
PENULIS |
PRISILA JUNILDA BANUSU MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA KUPANG |
Gangguan kecemasan pada lansia adalah masalah kesehatan mental yang sering terjadi. Lansia yang mengalami gangguan kecemasan dapat mengalami berbagai gejala seperti ketakutan yang berlebihan, kekhawatiran yang berlebihan, dan gejala fisik seperti sakit kepala dan sakit perut. Perawat jiwa memiliki peran penting dalam menangani pasien dengan gangguan kecemasan pada lansia.
Gangguan kecemasan adalah kondisi psikologis yang ditandai dengan perasaan cemas yang berlebihan dan terus menerus. Gangguan kecemasan pada lansia dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti perubahan fisik dan sosial yang terjadi pada usia lanjut, kondisi kesehatan yang memburuk, kehilangan orang yang dicintai, atau kondisi keuangan yang sulit.
Penyebab
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan kecemasan pada lansia antara lain:
- Perubahan fisik dan sosial yang terjadi pada usia lanjut, seperti penurunan fungsi kognitif, hilangnya kemandirian, dan isolasi sosial.
- Kondisi kesehatan yang memburuk, seperti penyakit kronis atau kecacatan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang lain.
- Kehilangan orang yang dicintai, seperti pasangan atau teman dekat.
- Kondisi keuangan yang sulit, seperti kehilangan sumber penghasilan atau kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Tanda-tanda Gangguan Kecemasan pada Lansia
Beberapa tanda-tanda yang dapat muncul pada lansia yang mengalami gangguan kecemasan antara lain:
- Perasaan cemas yang berlebihan dan terus menerus.
- Kesulitan tidur atau tidur terlalu banyak.
- Kesulitan berkonsentrasi atau fokus
- Perasaan mudah lelah atau kelelahan yang tidak dapat dijelaskan.
- Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, atau diare.
- Perasaan gelisah atau tidak tenang.
- Kehilangan nafsu makan atau makan terlalu banyak.
- Perasaan kesepian atau isolasi sosial.
Diagnosa Gangguan Kecemasan pada Lansia
Diagnosa gangguan kecemasan pada lansia dapat dilakukan dengan melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik untuk mengetahui gejala-gejala yang muncul pada pasien. Diagnosis juga dapat dibantu dengan mengikuti kriteria yang ditetapkan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) atau International Classification of Diseases (ICD-11).
Peran Perawat Jiwa Lansia
Perawat jiwa lansia harus menggabungkan keterampilan keperawatan jiwa dengan pengetahuan gangguan fisiologis, proses penuaan yang normal, dan sosiokultural pada lansia dan keluarganya. Sebagai pemberi pelayanan perawatan primer, perawat jiwa lansia harus pandai dalam mengkaji kognitif, afektif, fungsional, fisik, dan status perilaku. Perencanaan dan intervensi keperawatan mungkin diberikan kepada pasien dan keluarganya atau pemberi pelayanan lain.
Masalah dalam Deteksi dan Penanganan Gangguan Jiwa pada Lansia
Salah satu masalah dalam deteksi dan penanganan gangguan jiwa pada lansia adalah, kerap kali lansia lebih mengeluhkan gejala fisik daripada gejala kejiwaannya. Masalah fisik dan stres emosional yang lazim ditemui saat proses penuaan dapat menjadi pemicu terjadinya gangguan kecemasan pada lansia. Oleh karena itu, perawat jiwa harus mampu mengenali gejala-gejala gangguan kecemasan pada lansia dan memberikan intervensi yang tepat.
Terapi Psikososial untuk Pasien Gangguan Jiwa
Upaya yang dilakukan untuk menangani pasien gangguan jiwa adalah dengan memberikan terapi psikososial yang bisa dilaksanakan di rumah sakit, klinik rawat jalan, pusat kesehatan jiwa, rumah Terapi indiviu ini kemudian dilanjutkan dengan terapi kelompok yaitu mengumpulkan 5-8 orang pasien dengan Terapi psikososial dapat membantu pasien untuk mengatasi gangguan kecemasan dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Peran Keluarga dalam Mendukung Pasien dengan Gangguan Kecemasan
Keluarga sebagai unit terkecil masyarakat harus mampu menjadi garda terdepan berperan dalam menjaga kesehatan jiwa anggota keluarganya dan menjadi pihak yang memberikan pertolongan pertama psikologis apabila tampak gejala-gejala yang mengarah pada masalah kesehatan jiwa. Keterbukaan dan pemahaman masyarakat terhadap anggota keluarga yang mengalami gejala gangguan jiwa merupakan embun segar bagi para tenaga kesehatan jiwa.
Perawat jiwa lansia memiliki peran penting dalam menangani pasien dengan gangguan kecemasan pada lansia. Perawat jiwa harus mampu mengenali gejala-gejala gangguan kecemasan pada lansia dan memberikan intervensi yang tepat. Terapi psikososial dapat membantu pasien untuk mengatasi gangguan kecemasan dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Keluarga juga memiliki peran penting dalam mendukung pasien dengan gangguan kecemasan. Dengan dukungan dari perawat jiwa dan keluarga, pasien dengan gangguan kecemasan pada lansia dapat mendapatkan perawatan yang optimal dan meningkatkan kualitas hidupnya.

