|
PENULIS |
MAHASISWA: STIKES NUSANTARA KUPANG |
Mitos bahwa gangguan jiwa hanya terjadi pada orang dewasa sangatlah salah. Menurut survei I-NAMHS, satu dari tiga remaja Indonesia mengalami gangguan kesehatan jiwa dalam 12 bulan terakhir Studi lain menemukan bahwa 15,5 juta remaja Indonesia mengalami gangguan kesehatan jiwa dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental merupakan masalah yang serius dan perlu mendapatkan perhatian. Gangguan mental merupakan suatu kondisi atau serangkaian gejala yang mempengaruhi kognisi, emosi, serta perilaku seseorang sehingga mengganggu kemampuan menjalankan rutinitas harian.
PENYEBAB GANGUAN JIWA
Penyebab Gangguan jiwa Gangguan jiwa dapat dipicu oleh berbagai faktor, terutama faktor genetik dan lingkungan. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain:
- sifat yang diwariskan. : Individu dengan riwayat keluarga yang mengalami gangguan jiwa lebih rentan terkena gangguan yang sama. Menurut Mayo Clinic, gen tertentu dapat meningkatkan risiko gangguan mental dan gejalanya dapat dipicu oleh situasi tertentu.
- Paparan lingkungan sebelum lahir, seperti paparan racun, alkohol, atau obat-obatan : saat masih dalam kandungan, juga sering dikaitkan dengan penyakit mental. Kimia otak juga dapat mempengaruhi gangguan mental.
- Neurotransmitter, yaitu zat kimia di otak yang membawa sinyal ke bagian lain dari tubuh, dapat mengalami gangguan. Ketika jaringan saraf ini terganggu, fungsi reseptor saraf dan sistem saraf dapat
Tanda-tanda Gangguan Jiwa
Tanda-tanda dan gejala gangguan jiwa tergantung pada jenis gangguan psikis yang dihadapi. Penderita bisa mengalami gangguan pada suasana hati, pola pikir, dan perilaku. Beberapa contoh tanda dan ciri-ciri gangguan mental meliputi:
- Waham atau khayalan, yaitu percaya pada sesuatu yang tidak realistis atau tidak sesuai dengan kenyataan
- Halusinasi, yaitu sensasi ketika seseorang melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu yang tidak ada
- Perasaan sedih yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama, bahkan berbulanbulan
- Perasaan cemas atau takut yang berlebihan dan terus menerus, hingga mengganggu aktivitas sehari-hari
- Gangguan makan, seperti takut gemuk, muntah-muntah, atau makan berlebihan
- Perubahan pola tidur, seperti mudah mengantuk dan tertidur, sulit tidur, serta mengalami gangguan pernapasan dan kaki gelisah saat tidur
- Ketergantungan pada rokok atau alkohol, serta penyalahgunaan obat-obatan terlarang
- Perilaku agresif, seperti marah berlebihan hingga melakukan kekerasan
- Perilaku yang tidak wajar, seperti berbicara dan tertawa sendiri, teriak-teriak tanpa alasan, atau keluar rumah dalam keadaan telanjang
Diagnosa gangguan jiwa
- Delusi, Pikiran Tidak Normal, Potensi Mengakhiri Hidup Sendiri, Potensi Tindakan Kekerasan, Terasing dari Lingkungan Sosial, Rasa Tidak Percaya Diri yang Tinggi
Komplikasi gangguan jiwa
Masalah Komplikasi Kesehatan Jiwa Gangguan kesehatan Jiwa yang tidak terobati dapat menyebabkan masalah kesehatan emosional, perilaku, dan fisik yang serius. Jika dibiarkan terus menerus, gangguan kesehatan jiwa dapat menyebabkan kondisi berikut:
- Menurunnya kualitas hidup.
- Konflik dalam keluarga.
- Menjauh dari pergaulan.
- Ketergantungan pada tembakau, alkohol, dan obat-obatan lainnya.
- Tidak mampu bekerja atau bersekolah.
- Melanggar hukum.
- Masalah keuangan.
- Kemiskinan dan kehilangan tempat tinggal.
- Melukai diri sendiri atau orang lain, termasuk bunuh diri atau pembunuhan.
- Sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga tubuh sulit melawan infeksi.
- Penyakit jantung dan kondisi medis
Pencegahan Gangguan Jiwa
Tidak semua gangguan jiwa dapat dihindari. Namun, terdapat beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena gangguan jiwa, antara lain:
- Terlibat aktif dalam pergaulan dan aktivitas yang disukai
- Berbagi dengan teman dan keluarga saat menghadapi masalah
- Berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan yang sehat, dan mengelola stres dengan baik
- Menetapkan jadwal tidur dan bangun tidur yang teratur setiap hari
- Mengikuti latihan untuk menenangkan pikiran atau relaksasi, seperti meditasi dan yoga
- Tidak merokok dan menghindari penggunaan obat-obatan terlarang
- Membatasi konsumsi minuman beralkohol dan minuman berkafein
- Mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter sesuai dosis dan petunjuk penggunaan
- Melakukan pemeriksaan kesehatan mental awal dengan dokter atau psikolog, atau jika muncul gejala gangguan jiwa.
Obat-obatan
Meskipun obat psikiatri tidak dapat menyembuhkan penyakit mental, obat-obatan ini sangat penting untuk mengurangi gejala yang signifikan. Obat psikiatri juga bisa membantu perawatan lain menjadi lebih efektif. Jenis obat yang diberikan tergantung pada situasi dan respons tubuh. Beberapa obat psikiatri yang umum digunakan meliputi:
- Antidepresan. Obat ini digunakan untuk mengobati depresi, kecemasan, dan kadangkadang kondisi lainnya. Antidepresan dapat membantu memperbaiki gejala seperti kesedihan, keputusasaan, kekurangan energi, kesulitan konsentrasi, dan kurangi minat dalam aktivitas. - Obat anti kecemasan. Obat ini digunakan untuk mengobati gangguan kecemasan seperti gangguan kecemasan umum atau gangguan panik. Obat anti kecemasan juga sering digunakan untuk mengurangi agitasi dan insomnia.
- Penstabil suasana hati. Jenis obat ini sering digunakan untuk mengobati gangguan bipolar yang melibatkan episode mania dan depresi secara bergantian. Kadang-kadang penstabil suasana hati digunakan bersama dengan antidepresan untuk mengobati depresi.
- Antipsikotik. Obat antipsikotik biasanya digunakan untuk mengobati gangguan psikotik seperti skizofrenia. Antipsikotik juga dapat digunakan untuk mengobati gangguan bipolar atau digunakan bersama dengan antidepresan untuk mengobati depresi.
Terapi Psikologi
Dalam sesi terapi psikologi atau terapi bicara, individu yang mengalami gangguan mental akan memperoleh pemahaman tentang kondisi dan perasaan, pikiran, serta perilakunya. Melalui wawasan dan pengetahuan yang diperoleh, individu diharapkan dapat mempelajari keterampilan untuk mengatasi gejala dan mengelola stres.
Terapi Stimulasi Otak
Terapi Stimulasi Otak kadang-kadang diterapkan untuk mengatasi depresi dan gangguan kesehatan mental lainnya. Namun, terapi ini akan dijalankan apabila obat-obatan dan psikoterapi tidak berhasil. Beberapa contoh terapi Stimulasi Otak antara lain terapi electroconvulsive, stimulasi magnetik transkranial, terapi stimulasi otak dalam, dan terapi stimulasi saraf vagus.
Program penanganan di rumah sakit dan tempat tinggal
Program penanganan ini pada umumnya diberikan untuk kasus-kasus gangguan jiwa yang parah. Penanganan tersebut umumnya direkomendasikan bila penderita gangguan jiwa sudah tidak mampu merawat diri sendiri dengan benar atau berpotensi membahayakan diri sendiri atau orang lain. Penanganan dapat dilakukan melalui rawat inap selama 24 jam, rawat inap sebagian atau sehari, atau penanganan di tempat tinggal sementara. Pilihan lainnya mungkin termasuk penanganan rawat jalan
Terapi Ketergantungan Zat
Ketergantungan zat seringkali terkait dengan masalah kesehatan mental. Jika tidak ditangani dengan baik, ketergantungan zat dapat mengganggu pengobatan dan memperparah masalah kesehatan mental. Perawatan kesehatan mental bervariasi tergantung pada jenis gangguan, tingkat keparahan, dan jenis perawatan yang sesuai. Terapi gabungan seringkali menjadi pilihan terbaik.
Nama-Nama Penulis
- ARDILA RAMBU NDAY NGANA
- DAMARIS BOLING
- PRISILA JUNILDA BANUSU
- IRMADINA METAN
- ERIN GITA HORU MANGGU
- ALDI LOWU

