-->

Mitos Gangguan Jiwa Hanya Terjadi Pada Orang yang Memiliki Masalah Keuangan dan Pekerjaan: Mitos atau Fakta?

PENULIS

MAHASISWA STIKES NUSANTARA KUPANG

Gangguan jiwa adalah kondisi kesehatan mental yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang. Beberapa dekade terakhir, jumlah orang yang didiagnosis gangguan jiwa meningkat pesat. Variasinya mulai dari gangguan depresi, gangguan kecemasan, skizofrenia dan masih banyak lainnya.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) bahkan melaporkan bahwa 1 dari 4 orang berisiko mengidap penyakit/gangguan jiwa. Namun, masih banyak mitos yang berkembang di masyarakat tentang gangguan jiwa, salah satunya adalah bahwa gangguan jiwa hanya terjadi pada orang yang memiliki masalah keuangan dan pekerjaan.

Mitos Gangguan Jiwa Hanya Terjadi Pada Orang yang Memiliki Masalah Keuangan dan Pekerjaan

Mitos ini seringkali muncul karena adanya anggapan bahwa stres akibat masalah keuangan dan pekerjaan dapat memicu gangguan jiwa. Namun, penelitian ilmiah menunjukkan bahwa gangguan jiwa tidak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi atau pekerjaan seseorang.

Ada banyak faktor lain yang dapat memicu terjadinya gangguan jiwa, seperti faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman hidup.

Fakta Mengenai Gangguan Jiwa

Berikut adalah beberapa fakta mengenai gangguan jiwa yang perlu diketahui:

  • Gangguan Jiwa Disebabkan Karena Kepribadian yang Lemah

Salah satu mitos gangguan jiwa yang paling sering dijumpai adalah penderita gangguan jiwa yang dianggap sebagai orang dengan kepribadian lemah yang tidak mampu menghadapi masalah. Realitanya, berbagai penelitian ilmiah membuktikan bahwa penyakit jiwa dapat terjadi karena pengaruh kombinasi berbagai faktor seperti genetik, lingkungan, dan pengalaman hidup

  • Gangguan Jiwa Hanya Terjadi pada Orang Tertentu

Gangguan jiwa dapat terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang sosial-ekonomi. Bahkan orang-orang yang tampak bahagia dan sukses sekalipun bisa mengalami gangguan jiwa

  • Gangguan Jiwa Tidak Bisa Diobati

Gangguan jiwa bisa diobati dengan bantuan profesional kesehatan mental seperti psikiater atau psikolog. Terapi dan obat-obatan dapat membantu mengurangi gejala-gejala gangguan jiwa dan meningkatkan kualitas hidup penderita

  • Pengidap Gangguan Jiwa Pasti Berbahaya

Banyak yang takut pada pengidap gangguan jiwa terutama yang jelas terlihat berat, kotor, atau tidak terurus seakan setiap mereka pasti akan berperilaku kriminal. Namun realitanya penyandang gangguan jiwa tidak selalu berbahaya bagi dirinya maupun orang lain

  • Penanganan Gangguan Jiwa Berbasis Masyarakat

Pemerintah Indonesia telah menetapkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup penderita gangguan jiwa. Salah satu program unggulan dalam UU tersebut adalah penanganan penyakit gangguan jiwa berbasis masyarakat (P2GBM).

Program ini bertujuan untuk memberikan akses pelayanan kesehatan mental kepada masyarakat secara merata dan terjangkau

Mitos bahwa gangguan jiwa hanya terjadi pada orang yang memiliki masalah keuangan dan pekerjaan adalah salah besar. Gangguan jiwa dapat terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang sosial-ekonomi. Ada banyak faktor lain yang dapat memicu terjad anya gangguan jiwa, seperti faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman hidup.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami fakta mengenai gangguan jiwa dan tidak terjebak dalam mitos yang salah. Pemerintah juga perlu terus meningkatkan upaya dalam penanganan penyakit gangguan jiwa berbasis masyarakat agar masyarakat dapat memperoleh akses pelayanan kesehatan mental yang merata dan terjangkau.

Diagnosis umumnya, masuk dalam klasifikasi, klasifikasi itu digunakan oleh para profesional kesehatan mental di amerika serikat. Yang perlu di cacat, gangguan uang tidak sederhana kebiasaan pengeluaran berlebih. Ada beberapa kondisi berbeda dari gangguan uang :

  • Pengeluaran kompulsif yang di alami oleh 6% orang AS pergi berbelanja untuk mencari kesenangan.
  • Gangguan penimbunan kompulsif yang terjadi pada sekitar 2-6% orang dewasa di AS. Orang-orang ini mengalami kesulitan untuk mengeluarkan uang dan memilih untuk menimbunnya.
  • Gila kerja, perlu dicacat pecandu kerja bukanlah sifat yang positif. Gila kerja merupakan gangguan yang berasal dari kecemasan akan kondisi keuangan.”mereka teropsesi dengan pekerjaan demi mendapatkan uang”
  • Judi patologis, sekitar 2-6% orang dewasa AS mengalami kecanduan judi, penjudi patologis tidak dapat menahan dorongan hati untuk terus terlibat dalam perilaku finansial berisiko seperti perjudian.

Adapula gangguan yang didenifisikan sebagai ketergantungan finansial, orang-orang jenis ini umumnya akan bergantung pada uang yang diberikan pada orang lain. Tidak hanya itu kebiasaan orang tua untuk berbagi informasi soal finansial dengan anak yang masih tergolong kecil juga dikategorikan sebagai gangguan keuangan. Masalah finansial dapat menyebabkan gangguan mental yang lebih signifikan.

Tanda Kebahagian

Meski persepsi bahagia berbeda pada masing-masing individu, namun para psikolog percaya ada beberapa hal kunci yang bisa mengukur atau menilai kebahagian.

Kebiasaan-kebisaan tertentu bisa membuat mengalami beberapa tanda bahagia sebagai berikut :

  • Menjalani hidup apa adanya
  • Merasa kondisi kehidupan baik,
  • Menikmati hubungan yang positif  dengan orang lain
  • Merasa sudah mendapatkan apa yang diinginkan dalam hidup
  • Merasa puas 
  • Merasa positif
  • Terbuka dengan ide atau pengalaman baru
  • Suka merawat diri
  • Bersyukur

Ada beberapa kebiasaan sederhana yang bisa membuat bahagia. Berikut di antaranya; 

  1. Tersenyum : Senyum bisa merangsang otak untuk merilis hormon dopamin hingga timbul perasaan bahagia. Namun, bukan berarti anda harus selalu memasang senyum palsu. 
  2. Melakukan aktivitas fisik  : Aktivitas fisik bisa berpengaruh terhadap kondisi mental seseorang. Aktivitas fisik bisa mengurangi kecemasan, stres, gejalah depresi, hingga menambah rasa bahagia.
  3. Makan enak dan sehat : Asupan makanan bergizi juga berhubungan dengan kondisi mental. Perhatikan kebutuhan nutrisi seperti karbohidrat, lemak, protein, dan mikroronutrien. Selain itu, jangan lupa juga untuk selalu makan makanan secara teratur.
  4. Pilah –pilah informasi : Di zaman kiwari, selalu up to date akan infomasi – informasi anyer kerap di anggap penting. Hindari informasi tidak jelas seperti Hoaks atau yang bernuansa Negatif, yang bisa menimbulkan kecemasan.
  5. Keep in touch dengan orang terdekat : Jangan terlalu larut dalam kesibukan kerja, ingat juga orang-orang terdekat agar tetap berhubungan baik dengan orang terdekat. Lakukan pertemuan dengan mereka seperti bertukar kabar, cerita, atau sekedar bercanda bersama orang terdekat untuk bisa melepaskan rasa stres atau pikiran. 
  6. Bersyukur : Seringkali seseorang lupa untk bersyukur. Padahal, bersyukur akan sesuatu dapat meningkatkan suasana hati. 
  7. Menarik napas dalam  : Emosi negatif membuat tubuh jadi tenang. Untuk lebih tenang, coba ambil napas panjang dan dalam. Napas secara mendalam bisa meredahkan stres dan ketenangan. Tutup mata anda dan membayangkan memori indah atau menyenangkan, lalu tarik napas panjang lewat hidung kemudian hembuskan napas. Ulangi proses ini hingga anda merasa lebih tenang.

Penyakit Mental Mempengaruhi Produktivitas Di Tempat Kerja

Penyakit mental dapat berdampak negatif  pada  produktivitas ditempat kerja, masalah kesehatan mental seperti kecemasan dapat menyebabkan seseorang kehilangan konsentrasi sehingga sulit untuk melakukan aktivitas kerja sehari-hari. 

Satu studi menemukan bahwa memiliki gangguan mental berhubungan positif dengan hilangnya produktivitas, penyakit mental seperti depresi dikaitkan dengan tingkat kecacatan dan penggangguran yang lebih tinggi. Namun, kabar baiknya adalah penyakit mental di tempat kerja.

Faktor Kesalahpahaman Tentang Kesehatan Mental Ditempat Kerja

Beberapa orang percaya bahwa individu dengan kondisi kesehatan mental tidak dapat mempertahankan pekerjaan atau tidak dapat dipercaya, yang lain dapat berpikir bahwa orang dapat mengesampingkan kesehatan mental mereka dan bekerja.

Mitos umum lainnya adalah bahwa orang harus meninggalkan masalah pribadinya dirumah dan tidak membawanya ke tempat kerja. Namun, kondisi kesehatan mental berhubungan dengan prevalensi, perkembangan, dan kondisi kesehatan mental yang tidak diobati dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan peningkatan untuk mengatasi kesalahpahaman ini dan memprioritaskan kesehatan mental dan kesejahteraan emosional.

Mengurangi Kesalahpahaman Dalam Kondisi Kesehatan Mental Ditempat Kerja

Kesalahpahaman tentang kesehatan mental ditempat kerja dapat berdampak negatif  dengan kondisi kesehatan mental, kesalahpahaman ini dapat menyebabkan karyawan ragu-ragu untuk membicarakan masalah kesehatan mental, yang dapat menimbulkan rasa malu dan stigma. Karyawan dengan kondisi kesehatan mental mungkin takut akan diskriminasi dan penurunan kesempatan kerja

Kesalahpahaman juga dapat mencegah karyawan mencari perawatan kesehatan mental, yang dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan peningkatan biaya perawatan kesehatan. Namun, dengan dukungan dan akomodasi yang tepat, orang dengan kondisi kesehatan mental bisa sama produkifnya dengan orang yang tidak memiliki penyakit mental.

Mengatasi kesalahpahaman tentang kesehatan mental

Pengusaha harus mendidik diri mereka sendiri tentang kesalahpahaman umum seputar kesehatan mental, termasuk keyakinan bahwa orang dengan kondisi kesehatan mental tidak dapat dipercaya atau tidak mempertahankan pekerjaan.

Pengusaha juga harus menciptakan lingkungan yang mendukung yang mengomunikasikan rasa kesadaran, kepercayaan, keamanan, dan kenyamanan tentang masalah kesehatan mental. Ini dapat menawarkan dukungan untuk masalah kesehatan mental, seperti tunjangan kesehatan mental dan program. pengusaha juga harus bekerja untuk mengurangi stigma seputar kesehatan mental dan psikoterapi ditempat kerja.


Nama-nama Penulis :

  • Melkianus jeiwu gara
  • Debora kaka
  • Kanjela k. manu
  • Irvanius meta yiwa
  • Chika tamelab
  • Emi rambu mora lambi
  • Anayah lay wadu



LihatTutupKomentar

Total Pageviews