Penulis Mahasiswa S1 Keperawatan, Stikes Nusantara Kupang |
Gangguan jiwa merupakan masalah kesehatan yang seringkali dianggap tabu dan dihindari oleh masyarakat. Hal ini disebabkan oleh stigma negatif yang melekat pada gangguan jiwa, seperti mitos bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh kepribadian yang lemah dan kurangnya iman. Stigma ini sangat jelas dapat menghambat seseorang untuk mencari bantuan dan pengobatan yang dibutuhkan.
Berdasarkan sumber ilmiah, mitos seperti diatas tersebut tidaklah benar. Gangguan jiwa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti keturunan, lingkungan, dan kejadian traumatis dan lain sebagainya. Oleh karena itu, penting untuk mengatasi stigma mitos gangguan jiwa agar masyarakat dapat lebih memahami dan membantu orang-orang yang mengalami gangguan jiwa.
Ada beberapa mitos seputar gangguan kesehatan mental, termasuk kepercayaan bahwa gangguan tersebut disebabkan oleh sifat kepribadian yang lemah. Namun sekali lagi, penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa gangguan kesehatan mental dapat disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor, termasuk genetika, faktor lingkungan, dan pengalaman hidup. Gangguan kesehatan mental dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang tingkat kecerdasan, kelas sosial, atau pendapatan.
Apa Saja Mitos Yang Berkaitan Dengan Gangguan Jiwa Akibat Lemah
Mitos yang berkaitan dengan gangguan jiwa akibat lemah adalah:
- Orang dengan gangguan jiwa itu tandanya lemah
- Gangguan jiwa disebebakan karena kepribadian yang lemah
- Lemah mental adalah kesalahan seseorang
Gangguan jiwa dapat terjadi pada siapa saja, tidak terkait dengan kepribadian atau kelemahan seseorang. Lemah mental bukanlah kesalahan seseorang, melainkan kondisi kesehatan yang memerlukan penanganan khusus. Oleh karena itu, penting untuk memahami fakta seputar gangguan jiwa dan tidak terjebak pada mitos-mitos yang tidak benar.
Faktor Yang Menyebabkan Seseorang Mengalami Gangguan Jiwa
- Faktor biologis,yaitu bisa berasal dari genetik. Jika dia memiliki riwayat gangguan jiwa,maka tidak menutup kemungkinan bahwa dia juga beresiko mengalami hal yang sama atau itu juga bisa jadi ada perubahan pada cara kerja otaknya.
- Faktor psikilogis, yaitu berasal dari pola pengasuhan yang dia terima hingga ada atau tidak nya riwayat trauma hingga perundungan.
- Faktor sosial,yaitu bisa berasal dari kondisi yang dia alami seprti PHK,putus cinta,hingga masalah rumah tangga.
Bagaimana Cara Mengatasi Stigma Terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa
Stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa dapat diatasi dengan beberapa cara, antara lain:
- Mengedukasi masyarakat tentang gangguan jiwa dan fakta-fakta yang sebenarnya
- Menghindari penggunaan kata-kata yang merendahkan atau meremehkan orang dengan gangguan jiwa
- Memberdayakan orang-orang yang mengalami gangguan jiwa juga dapat membantu mengatasi stigma mitos gangguan jiwa atau dengan kata lain, terlibat dalam dukungan dan membantu orang dengan gangguan jiwa untuk merasa diterima dan dihargai.
- Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang gangguan jiwa di kalangan keluarga dan teman-teman orang dengan gangguan jiwa.
- Melakukan intervensi untuk mengurangi stigma, diskriminasi, dan pelanggaran hak asasi orang dengan gangguan jiwa sebagai bagian dari masyarakat.
Dengan mengatasi stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa, diharapkan mereka dapat hidup dengan lebih baik dan merasa diterima di masyarakat. Meningkatkan literasi kesehatan mental adalah hal yang penting. Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang benar tentang gangguan jiwa, termasuk penyebab, gejala, dan cara pengobatannya. Selain itu, restrukturisasi kognitif juga dapat membantu mengatasi stigma mitos gangguan jiwa dengan mengubah pola pikir yang salah tentang gangguan jiwa.
Kesimpulannya adalah bahwa dalam rangka mengatasi stigma mitos gangguan jiwa, pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk meningkatkan literasi kesehatan mental, memberdayakan orang-orang yang mengalami gangguan jiwa, dan mengubah pola pikir yang salah tentang gangguan jiwa. Dengan demikian, diharapkan stigma negatif terhadap gangguan jiwa dapat dikurangi dan masyarakat dapat lebih memahami dan membantu orang-orang yang mengalami gangguan jiwa dan berupaya mencari bantuan dari ahli kesehatan mental demi membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Terima kasih, semoga bermanfaat.

